Kamis, 17 April 2014

Ulasan Berita Pemilihan Umum PILEG 2014



 Ulasan Berita Pemilihan Umum PILEG 2014

Thu 17 , Apr 2014


- Berbagai lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat Pemilu legislatif pada 9 April. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri baru akan menetapkan hasil penghitungan resmi Pemilu legislatif pada 9 Mei mendatang.

"(Hasil pemilu legislatif) ditetapkan tanggal 9 Mei," kata ketua KPU Husni Kamil Manik dalam pesan singkat, Rabu (16/4/2014).

Husni memerinci KPU melakukan proses rekapitulasi secara berjenjang. Setelah pemungutan dan penghitungan suara pada 9 April di TPS, selanjutnya rekapitulasi 10-15 April di PPS, rekap di PPK 16-17 April, rekap di kab/kota 18-21 April, rekap provinsi 22-25 April, dan terakhir rekapitulasi nasional 26 April-6 Mei. "Ditetapkan tanggal 9 Mei," ucapnya.

Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah menambahkan hasil quick count adalah bukan hasil resmi. "Jadi masyarakat harus tetap menunggu hasil resmi dari KPU," tegasnya.

Terkait pemungutan suara ulang, Ferry menjamin hal itu tidak akan sampai mengganggu rekapitulasi di tingkat provinsi maupun KPU RI. "Pasal 222 Undang-Undang 8 tahun 2012, pemungutan suara ulang (paling lambat) 10 hari setelah hari H," jelasnya.
  
Hitung cepat dilakukan dengan menghitung hasil perolehan suara di sampel TPS yang dipilih dengan metode proporsional sistematik random sampling.
Sebanyak 2.000 TPS dipilih di seluruh Indonesia.
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 99 persen, "sampling error" hasil penelitian diperkiran +/- satu persen. Selain hitung cepat, dilakukan juga survei pasca pemilihan.

Sampai dengan hari Kamis (10/4/2014) pukul 10.08 WIB, suara sampel yang masuk mencapai 93 persen. Kemungkinan masih akan terjadi perubahan prosentase perolehan suara namun tidak signifikan lagi.
Dari survei Litbang Kompas ini juga diketahui, angka partisipasi 73,30 persen, angka partisipasi yang cukup baik, lebih tinggi daripada Pemilu 2009 (70,99 persen).

Hitung cepat Litbang Kompas menyimpulkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memenangkan pemilu legislatif 2014 dengan perolehan suara 19,24 persen (naik 5,23 persen dibanding Pemilu 2009).

Pemenang Pemilu 2009, Partai Demokrat, menderita penurunan suara sangat besar, tinggal meraih 9,42 persen.
Pada Pemilu 2009, Partai Demokrat memenangkan pemilu legislatif dengan 20,81 persen (lebih tinggi dari angka kemenangan PDIP kali ini).

Partai Golkar, sementara itu, tetap di posisi nomor dua dengan 15,03 persen.

Yang mengejutkan adalah Partai Gerindra. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto ini meraih 11,75 persen, masuk posisi tiga besar.
Hasil pemilu ini menempatkan Prabowo Subianto sebagai salah satu pemain penting dalam politik Indonesia, setidaknya sampai lima tahun ke depan.
Dibanding Pemilu 2009, perolehan suara Gerindra naik 7,31 persen --prosentase kenaikan suara tertinggi.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga tampil mengejutkan.
Tanpa figur kunci sekelas mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, partai yang dipimpin tokoh muda, Muhaimin Iskandar (48), ini meraih 9,31 persen.
Perolehan suara PKB naik 4,18 persen --tertinggi di antara semua partai Islam.
PKB sekaligus memimpin perolehan suara partai-partai Islam, posisi yang sebelumnya dipegang Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Partai Amanat Nasional (PAN) meraih 7,49 persen untuk masuk ke posisi nomor enam.
PAN --yang tidak lagi terlalu tergantung pada figur kunci sekelas Amien Rais-- menikmati kenaikan suara 1,46 persen.

PKS meraih 6,99 persen, "lebih baik" dari perkiraan sebelumnya setelah partai yang memposisikan diri sebagai partai antikorupsi ini didera masalah korupsi yang menimpa sejumlah kadernya.
Dibanding Pemilu 2009, perolehan suara PKS hanya turun 0,87 persen, jauh lebih buruk dari Partai Demokrat yang kehilangan suara hingga 11,34 persen.
Partai Demokrat, seperti juga PKS, dihukum pemilih karena kasus korupsi yang menimpa sejumlah kader puncaknya.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih menikmati 6,7 persen, naik  1,37 persen dibanding Pemilu 2009.
Pendatang baru, Partai Nasdem, berhasil merebut 6,7 persen tapi partai Surya Paloh ini harus puas sebagai partai papan bawah.
Partai Hanura pimpinan Jenderal Wiranto, yang mendapat suntikan "darah segar", Hary Tanoesoedibyo, terlihat kecewa karena perolehan suaranya jauh dari harapan: 5,1 persen.
Hanura sebenarnya menikmati kenaikan suara 1,34 persen tapi suara 5,1 persen terlalu kecil untuk mewujudkan ambisi besar Win-HT menjadi pasangan calon presiden-calon wakil presiden.
Dua partai nampaknya akan tereliminasi untuk ikut Pemilu 2019, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pimpinan Sutiyoso.

Berikut hasil hitung cepat Litbang Kompas:
1. PDIP           19,24
2. Golkar        15,03
3. Gerindra     11,75
4. Demokrat    9,42
5. PKB            9,13
6. PAN            7,49
7. PKS            6,99
8. PPP            6,7  
9. Nasdem       6,7       -           -
10.Hanura        5,1
11.PBB            1,5  
12.PKPI           0,94 

NAMA : Mahessa Alia Rosaline
KELAS : X MIA 5
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar